Rabu, 06 Januari 2010

Menguak Misteri Ilmiah Kiamat 2012 (Bagian 3)

Soal kiamat, ilmuwan AS bahkan berani menyatakan: bumi itu sekarang sedang menuju kehancurannya! Tulisan Menguak Misteri Ilmiah Kiamat Bagian I dan Bagian II sebelumnya memaparkan penjelasan ilmiah ahli astronomi. Pakar dari Meksiko, Inggris dan Jerman tersebut mengisahkan kehancuran matahari, bumi dan planet-planet dalam tata surya kita di masa mendatang.

Itulah upaya akal manusia dalam memahami perubahan mahadahsyat di luar angkasa, yakni matahari, yang bakal menamatkan riwayat planet hunian kita. Sebuah adegan nyata mengerikan mengenai pemusnahan seluruh kehidupan di bumi yang diisyaratkan dengan terpecah belahnya langit, runtuhnya bintang-gemintang, serta guncangan dahsyat pada bumi yang tak terelakkan. Semua itu dinyatakan sang Pencipta mutlak pasti terjadi di masa depan dalam firmanNya:

“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan” (QS. Al Infithaar, 82:1-2); “Dan apabila langit terbelah” (QS. Al Mursalaat, 77:9); “Langit terbelah pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana” (QS. Al Muzzammil, 73:18); “Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh” (QS. Al Haaqqah, 69:16); “Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya” (QS. Al Waaqi'ah, 56:4).

Pendapat ilmiah lain seputar kiamat, yang tak kalah berani, dikemukakan oleh Donald Brownlee, pakar astrofisika, dan Peter Ward, ahli kepurbakalaan dalam buku mereka ‘The Life and Death of Planet Earth’ (Hidup dan Matinya Planet Bumi). Kedua peneliti dari Universitas Washington, Amerika Serikat, ini mengatakan bahwa bumi sudah memulai proses penyerahan dirinya ke dalam bara api yang menyala-nyala yang pada akhirnya akan menjadikannya ditelan matahari. Dengan kata lain, menurut keduanya, bumi sekarang ini sedang mengalami proses menuju kehancurannya!!

Jam Umur Bumi

Mereka mengumpamakan perjalanan hidup bumi (si planet biru) menuju saat kematiannya dengan perputaran jarum jam menuju pukul 12:00 (tengah hari) sebagaimana dijelaskan dalam gambar. Menurut penghitungan keduanya, saat ini jarum jam tersebut sedang menunjukkan pukul 4:30 pagi dini hari. Satu jam tersebut setara dengan 1 miliar tahun. Artinya, keberadaan bumi semenjak terbentuknya kini telah berumur 4.5 miliar tahun.

Adapun masa keberadaan kehidupan binatang dan tumbuhan di bumi berkedudukan di rentang pukul 4:00 - 5:00 pagi. Dengan kata lain, jam 5:00 pagi dini hari adalah saat musnahnya makhluk terakhir yang menghuni bumi, dan semenjak itu takkan ada lagi kehidupan di bumi.

Berdasarkan jam yang sama, tepat pukul 8:00 pagi, samudera yang ada di planet kita akan menguap. Dan puncaknya adalah pada pukul 12:00 siang tengah hari, yakni ketika usia bumi mencapai 12 miliar tahun. Di saat itulah matahari, yang ukurannya sedang membesar terus menerus, berubah menjadi raksasa merah yang akan menelan planet bumi kita.

Kala itu, matahari melumatkan bumi sedemikian dahsyat sehingga menghancur-leburkan wujud dan materi bumi hingga tanpa bekas, seakan-akan bumi tak pernah ada sebelumnya. Bahan-bahan pembentuk bumi diluluh-lantakkan sampai menjadi sekecil molekul-molekul dan atom-atom yang terlontarkan hingga berserakan dan mengapung di ruang angkasa.

Sungguh mengerikan sekali peristiwa itu jika benar-benar kemungkinan seperti itulah yang bakal terjadi. Betapa tidak, matahari terlihat sebagai bola maharaksasa berwarna merah yang meliputi langit bumi, lalu menelan bumi serta menjadikannya termuntahkan, terhamburkan hingga tak berbekas, lenyap seolah dulunya memang tak pernah ada.

Dalam Al Qur’an, Allah Yang Mahabenar, Pencipta Dunia dan Yang Menghendaki Kiamat tersebut terjadi, dan yang sudah pasti Paling Benar gambaran-Nya tentang kehancuran semesta, jauh-jauh hari telah memperingatkan manusia ciri-ciri peristiwanya. Di antaranya adalah terbelah dan memerahnya warna langit, serta dihancurkannya bumi beserta isinya yang dihamburkan hingga kosong:

“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak.” (QS. Ar Rahmaan, 55:37) “Apabila langit terbelah.... ...dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong...” (QS. Al Insyiqaaq, 84:1,3-4).

Menjelang Kehancuran Bumi

Pendapat kedua ahli dari Universitas Washington tersebut didasarkan pada ilmu pengetahuan terkini tentang planet-planet dan bintang-bintang, serta segi-segi penentu kehidupan. Secara sederhana, kehidupan di bumi ini akan kembali sebagaimana semula. Maksudnya, keadaan dahulu di mana hanya terdiri atas makhluk hidup kecil bernama mikroba, akan terulang lagi di masa akhir planet biru ini. Kehidupan makhluk tingkat tinggi seperti manusia, hewan, serta tumbuhan akan sirna.

“Kehidupan terakhir akan terlihat banyak kesamaannya dengan kehidupan pertama --bakteri bersel tunggal, makhluk yang berhasil bertahan hidup dan keturunan dari semua yang datang sebelumnya”, tulis ilmuwan tersebut. Pada akhirnya, mikroba yang sebelumnya mampu bertahan hidup “bakal musnah terpanggang panas”.

Meski masih 7.5 miliar tahun lagi, di sepanjang perputaran jarum jam umur bumi menuju kematiannya itu, planet ini akan mengalami beragam “kematian” dalam perjalanan tersebut. Tahap demi tahap, penghuni bumi akan punah. Sebagaimana terjadi pada dinosaurus terakhir yang punah di kurun silam, nasib yang sama akan terjadi pada makhluk hidup jenis lain seperti gajah terakhir, pepohonan terakhir, bunga terakhir yang bakal lenyap pula. Bahkan, lempeng salju terakhir, butiran salju terakhir, samudera terakhir, dan kehidupan terakhir akan musnah dan akhirnya usai sudah kisah kehidupan di bumi.

Proses Kehancuran Planet Biru

Seperti dipaparkan sebelumnya, di suatu saat akhir nanti ukuran matahari akan membesar dan berubah menjadi “Raksasa Merah”. Perubahan tersebut menyebabkan planet Merkurius dan Venus tertelan matahari.

Lalu bagaimana dengan nasib bumi. Kemungkinan pertama adalah matahari tidak bakal menelan bumi, tapi menjadi lebih dekat dengan bumi. Dampak mendekatnya matahari ini menjadikan keadaan bumi tak lagi memungkinkan dihuninya kehidupan.

Pendapat kedua, dan yang lebih mungkin terjadi, adalah matahari akan menelan bumi juga. Panas matahari bakal memutuskan semua ikatan-ikatan kimia antar-molekul bumi dan menjadikannya atom-atom tungal yang terhamburkan ke ruang angkasa. Entahlah apa yang kemudian pasti terjadi pada atom-atom yang sudah berhamburan dan berserakan di antariksa tersebut, namun terbentuknya planet-planet baru darinya adalah kemungkinan yang dinyatakan ilmuwan.

Manakah dari kedua prakiraan para pakar itu yang benar-benar akan terjadi? Allah-lah Yang Mahatahu, karena Dialah Pencipta peristiwa kehancuran dunia yang mengawali kiamat itu. Yang pasti, penjelasan ilmuwan tersebut mengisyaratkan sebuah suhu panas yang luar biasa. Allah, Sang Pencipta Hari Kiamat, sudah pasti Paling Tahu seberapa panas peristiwa itu dan bagaimana penampakannya. Dia menggambarkannya sekilas saja dalam ungkapan yang lebih mudah dimengerti banyak orang, yang awam ilmu pengetahuan dan teknologi modern sekalipun, sebagai cairan tembaga:  “Pada hari ketika langit menjadi bagaikan cairan tembaga” (QS. Al Ma'aarij,70:8).

Demikianlah, dengan segenap kemampuannya yang terbatas, ilmuwan pun sudah merinci peristiwa kehancuran bumi itu. Sebuah pemandangan mengerikan, sampai-sampai bahan pembentuk bumi yang telah terlumatkan hingga tingkat terkecil berupa atom dan molekul pun berhamburan ke ruang angkasa.

Allah, Yang Tak Terbatas Pengetahuan dan Kekuasaan-Nya, Tuhan yang menghendaki pemusnahan bumi di hari itu, melukiskan di dalam Al Qur’an dengan bahasa yang lebih dipahami secara luas oleh manusia. Termasuk kalangan manusia yang belum mengenal apa itu atom, molekul, astronomi, fisika dan kimia.

Kedahsyatan itu digambarkan Allah dengan menggunakan gunung. Betapa simbol bangunan alam terkokoh di bumi, yakni gunung, yang tak pernah diungguli oleh bangunan tertinggi dan terkuat buatan manusia mana pun, bakal hancur sehancur-hancurnya, hingga beterbangan berserakan layaknya sesuatu yang sangat ringan:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari kiamat) sehancur-hancurnya" “ (QS. Thaahaa, 20:105); “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan menjadi debu” (QS. Al Mursalaat, 77:10); “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan” (QS. At Takwiir, 81:3); “Dan gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan)” (QS. Al Ma'aarij, 70:9).

Mungkinkah Menyelamatkan Diri?

Walaupun manusia telah mengetahui kehancuran bumi di masa mendatang ini, tak mudah bagi mereka menghindar dan mengungsi ke bulan atau planet lain yang dapat dihuni. Pasalnya, sampai saat ini tempat seperti itu belum ditemukan.

Bilapun nanti ditemukan, cara pergi ke sananya akan menemui rintangan teramat sukar. Dari beberapa penyelidikan ke ruang angkasa, mustahil bagi makhluk jenis manusia akan bertahan hidup di sana. Bahkan jauh-jauh hari sebelum tamatnya riwayat bumi, kehidupan di bumi sendiri bakal menjadi sangat sulit, dan akhirnya menjadi tidak mungkin, bagi manusia. Sebab, matahari yang selama ini menjadi energi sumber kehidupan, pada akhirnya nanti akan menjadi sumber kematian makhluk hidup di bumi. Begitulah paparan ilmuwan berdasarkan data-data penelitian modern.

Allah, Yang Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, Maha Mengetahui apa yang bakal menimpa manusia di hari kiamat itu, telah membantah bakal ada manusia yang berhasil lolos bertahan hidup. Betapa tidak, bumi saja berguncang luar biasa kerasnya, hingga lautan turut meluap. Si perkasa gunung pun berhamburan layaknya bulu, apalagi manusia yang jauh lebih kecil, lebih lunak, lebih ringan, lebih rapuh dan lebih lemah::

“Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan” (QS. Al Haaqqah,69:14); “Dan apabila lautan dijadikan meluap” (QS. Al Infithaar, 82:3) “Pada hari ketika bumi dan gunung-gunung berguncang keras, dan menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan” (QS. Al Muzzammil, 73:14); “Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan” (QS. Al Qaari'ah, 101:4-5).
 

Ilmuwan Tidak Mendustakan Kiamat


Demikianlah gambaran kiamat, yang kebenaran dan kepastian bakal terjadinya tidak lagi dapat dibantah atau diingkari oleh ilmuwan tingkat dunia sekalipun. Bukti, data dan penelitian ilmiah sebanyak apa pun yang telah dikumpulkan manusia, tak lagi mampu mendustakan fakta akan tamatnya dunia ini di suatu hari nanti:

“Apabila terjadi hari kiamat, terjadinya tidak dapat didustakan” (QS. Al Waaqi'ah,56:2); “...Dan sungguh, Kiamat pasti akan datang...” (QS. Al Hijr, 15:85); “Dan sungguh (hari) kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya” (QS. Al Hajj, 22:7); "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang gaib, kiamat itu pasti akan datang kepadamu” (QS. Saba’, 34:3); “Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman” (QS. Al Mu’min, 40:59)

0 komentar:

Posting Komentar

Pertanyaan, Komentar, Kritik dan Saran? Silahkan Berkomentar di kolom bawah ini!

No Spam, No Racist, No Porn.!!