Senin, 18 Januari 2010

Misteri Hotel Stanley


Hotel Stanley, Colorado, Amerika Serikat, nyaris tak pernah sepi dari sensasi misteri. Berbagai kisah tak nalar, sering dialami pengunjung maupun karyawan hotel.
Kisah tak masuk akal dan menyeramkan itu, mulai dari suara merdu dentingan piano, penampakan sosok yang sudah lama meninggal dunia, hingga gelak tawa anak-anak di tengah malam. Namun, mengapa misteri ini justru memancing wisatawan dari berbagai dunia untuk tertarik ingin menikmati keseramannya?
Hotel itu terletak di Estes Park, Colorado. Dibuka pada 4 Juli 1909, Hotel Stanley menawarkan panorama spektakuler pegunungan Rocky, karena lokasinya berada dalam Taman Nasional Rocky Mountain. Hotel ini terkenal sebagai tempat pembuatan film horor klasik, “The Shining”, yang diangkat dari kisah Stephen King.

Saking menawannya panorama yang ditawarkan, kemegahan desain ruangan serta mempunyai restoran yang amat terkenal, hotel pernah menjadi tempat menginap bagi sejumlah tokoh dan selebriti terkenal. Seperti, John Philip Sousa, Theodore Roosevelt, Margaret Brown, Kaisar dan Permaisuri Jepang dan bintang-bintang Hollywood kenamaan.
Sayangnya, di balik gemerlap kemegahannya, hotel santer dibicarakan karena menyimpan misteri. Seperti yang diyakini penduduk setempat bahwa Flora Stanley, istri pemilik pertama hotel yang sudah lama meninggal, sering terlihat tengah bermain piano. Selain itu, pada lantai empat hotel tersebut terdapat ruangan gelap dan tidak jarang terlihat sebuah kepala raja.
Karyawan dan tamu sering mendengar musik dari ruang dansa, dan ketika mereka mengintip di sana, mereka dapat melihat tuts piano bergerak. Namun, setelah seseorang berjalan melintasi piano tersebut untuk menyelidiki kejadian tersebut, musik akan berhenti dan tidak ada gerakan yang dapat dilihat pada tuts piano.

Ada beberapa ruangan di hotel yang tampaknya sangat angker. Salah satunya adalah ruang 407, yang katanya ditempati oleh Lord Dunraven, pemilik tanah tersebut sebelum dibeli Stanley. Kabarnya, dia suka berdiri di sudut ruangan dekat pintu kamar mandi. Di satu penampakan tersebut, saksi melaporkan bahwa lampu di sudut ruangan ada yang terus menghidupkan dan mematikan.


Namun, ketika lampu benar-benar telah padam dan tamu hotel mencoba untuk tidur, malah terdengar suara terus-menerus dari lift terdekat sepanjang waktu, padahal lift itu tidak digunakan. Di lain waktu, wajah hantu dilaporkan terlihat keluar jendela kamar 407, ketika ruangan itu tidak ditempati orang.
Di ruangan lain, ruang 418, juga sering dilaporkan ada penampakan anak-anak. Petugas pembersih mengaku sering mendengar suara-suara aneh dari banyak ruangan, serta melihat jejak seseorang sedang tidur di tempat tidur ketika ruangan telah kosong. Ketika tamu menginap di kamar, sering melaporkan bahwa mereka mendengar anak-anak bermain di lorong di malam hari.

Satu pasangan dilaporkan keluar dari hotel sangat awal di pagi hari, lalu mengeluh bahwa anak-anak di lorong membuat keberisikan sehingga mereka tidak bisa tidur sepanjang malam. Padahal, tidak ada anak-anak yang tengah menginap di hotel pada saat itu.
Pemandu wisata menceritakan sebuah kisah hantu anak kecil yang telah dilihat oleh banyak orang dari berbagai daerah di hotel tua ini. Kabarnya, Stephen King juga pernah melihat seorang anak yang menelepon ke pengasuhnya di lantai dua. Karyawan lain juga melaporkan langkah kaki dan melihat penampakan di seluruh bagian hotel.
The Syfy, acara televisi Ghost Hunters, diundang untuk menyelidiki hotel. Manajer hotel menunjukkan di berbagai tempat telah terjadi aktivitas hantu. Ghost Hunters menemukan beberapa alasan rasional untuk berbagai fenomena, seperti angin dan pipa. Namun, mereka tidak bisa menguraikan insiden misterius yang terjadi.
Pemburu hantu juga mengaku mengalami kejadian paranormal lainnya, seperti melihat orang-orang di lorong-lorong kemudian bersembunyi dan mendengar anak-anak berjalan dan bermain di lantai atas mereka. Kejadian terbesar adalah selama proses pembuatan film, mendadak sebuah meja melompat dua meter ke udara.

Terpesona Lembah

Sejarah di balik Hotel Stanley, bermula ketika pada tahun 1903. Freelan Oscar Stanley (FO) dan Flora, istrinya, dikirim dari Colorado bagian barat oleh dokter pribadinya, untuk mencari udara pegunungan yang segar. Stanley menderita TBC. Dokter mengatur agar pasangan itu tinggal di kabin temannya di Estes Park untuk berliburan kala musim panas. Mereka pun jatuh cinta dengan daerah tersebut. Di sisi lain, kesehatan Stanley mulai meningkat pesat.
Terkesan dengan keindahan lembah dan sebagai ungkapan terima kasih atas peningkatan kesehatan, Stanley memutuskan untuk menginvestasikan uang dan masa depannya di sana. 

Pada tahun 1909, ia membuka Stanley Hotel yang penampilannya amat elegan.
Stanley membangun hotel di lahan yang telah dibeli dari Inggris Earl of Dunraven. Dikisahkan, Dunraven datang ke daerah itu pada tahun 1872 dalam rangka berburu. Dia membangun sebuah pondok berburu, kabin, dan hotel untuk para tamu pada lahan seluas 15.000 hektar.


Setelah tanah itu resmi dimiliki Stanley, pada tahun 1906 konstruksi Hotel Stanley dimulai. Kayu dan batu diperoleh dari gunung terdekat dan hotel dibangun dengan gaya arsitektur Georgia, yang mengalami ketenaran di awal abad kedua puluh. Pada tahun 1909, hotel mewah itu selesai. Dilengkapi dengan air, listrik dan telepon. Hotel ini dirancang sebagai resor musim panas dan telah menjadi tempat menginap prestisius bagi sejumlah kalangan elit.
Hingga akhirnya, tahun berganti tahun. Nuansa mistis hotel mulai dirasakan pengunjung tatkala sang pemilik hotel, Freelan O. Stanley dan istrinya, meninggal dunia. Kedua pasangan suami istri ini selama hidupnya benar-benar mencintai hotel sehingga setelah meninggal pun seakan tak rela meninggalkan tempat tersebut.

Tak ayal, akhirnya terhembus keyakinan di masyarakat sekitarnya jika hotel ini dihuni oleh arwah Stanley dan istrinya. Konon, arwah Stanley dan istrinya kerap muncul di berbagai sudut ruang hotel seperti di lobi hotel, bar hotel, dan tempat biliar yang menjadi sudut favorit mereka. Bahkan para tamu hotel kerap mendengar alunan musik merdu dari sebuah piano, seakan menjadi pengiring bagi para hantu yang tengah larut dalam pesta.


Uniknya, wacana hantu bergentayangan di Hotel Stanley, tak malah membuat surut pamornya. Berbagai turis dari berbagai belahan dunia, setiap musim panas berduyun-duyun ke hotel itu, seakan ingin menguji nyali dan merasakan sensasi tercekam ketakutan kala mengalami pengalaman magis yang menyeramkan.

Seperti dikatakan Sharon Patrick dari Australia, “Saya pernah menginap di Hotel Stanley. Mendadak, saat tengah malam, selimut saya seperti ada yang menarik hingga terlepas dan meja kamar mengeluarkan suara seakan bergeser. Saya sampai merinding.”
- See more at: http://www.nyananews.com/2012/10/21/pesta-hantu-di-hotel-stanley/#sthash.SwmA8mLa.dpuf

2 komentar:

dhig 666 mengatakan...

kamar 217 gawe golek nomer cocok kuwi...

Anonim mengatakan...

wew...

Posting Komentar

Pertanyaan, Komentar, Kritik dan Saran? Silahkan Berkomentar di kolom bawah ini!

No Spam, No Racist, No Porn.!!