Menjadi seorang Arkeolog adalah salah satu impian terpendam saya. Bahkan saya sempat hampir mengenyam bangku kuliah di jurusan Arkeologi sebuah PTN di Jogja. Namun sayang sekali saya harus melepaskan kesempatan yang sudah diperoleh di tangan itu ketika diharuskan oleh orangtua untuk memilih antara idealisme dan realita. Belakangan saya coba mengikhlaskannya karena tahu saya tak bisa memenuhi ke-10 syarat menjadi seorang Arkeolog seperti yang saya simpulkan dari film Indiana Jones di bawah ini:
Pertama, untuk menjadi seorang Arkeolog, Sahabat harus memiliki memori hafalan yang kuat, terutama yang berkaitan dengan sejarah. Nggak lucu kan kalau Sahabat kemana-mana masih harus membawa diktat sejarah kuno setebal 10 cm hanya karena Sahabat tidak bisa ingat di wilayah apa suku bangsa Maya dulu tinggal dan apa nama kota hilang yang selalu disebutkan dalam legenda itu. Yang jelas, kalau buku setebal itu harus dibawa-bawa dalam ransel ketika berpetualang, cape dech!
Kedua, Sahabat harus menyukai misteri dan teka-teki. Karena memang biasanya harta karun itu tak mudah didapatkan dan butuh “usaha” lebih. Yang namanya harta karun (maksud disini bukan hanya emas dkk) itu pasti disembunyikan dan dijaga dengan penuh kerahasiaan. Kalau tidak rahasia dan susah mencarinya, bukan harta karun namanya, tapi saweran yang dibuang di jalan.
Ketiga, suka berpetualang, karena tempat-tempat misteri itu biasanya ada di pelosok daerah yang sudah jarang atau hampir tak pernah dikunjungi manusia lagi.
Keempat, fisik tubuh Sahabat harus 100% fit dan sehat. Antara lain, harus kuat berjalan jauh (jalannya belum tentu bisa dilalui kendaraan) dan bisa berlari cepat (mungkin karena dikejar musuh atau dikejar bermilyar-milyar semut raksasa).
Otomatis, syarat yang kelima adalah bisa bela diri, karena seorang Arkeolog seperti Indy selalu berhadapan dengan musuh yang sama-sama menginginkan harta karun itu, atau ketika harus berhadapan dengan makhluk penjaga harta karun tersebut. Dari bela diri tangan kosong sampai menggunakan berbagai jenis senjata harus dikuasai. Kalau tidak menang dari musuh, bisa jadi mati lah.
Keenam, Sahabat harus pandai berbicara aneka ragam bahasa. Ini berguna karena sebagai Arkeolog, Sahabat akan berpetualang ke daerah yang mungkin belum pernah Sahabat kunjungi. Jadi daripada menjadi orang o’on yang hanya bisa bahasa Tarzan, lebih baik ikut kursus bahasa asing segera! Berlaku juga untuk belajar bahasa purba alias bahasa kuno seperti piktograf.
Ketujuh, walau secara pembagian ilmu di sekolah, Arkeologi itu termasuk dalam ilmu sosial, bukan berarti seorang Arkeolog tak perlu paham soal sains. Kalau tak paham ilmu fisika, bagaimana Indy bisa tahu cara mencari tengkorak kristal yang mengandung daya magnet tinggi di antara ribuan tumpukan peti di gudang besar itu adalah dengan cara menyebarkan bubuk mesiu dan benda-benda berlogam kemudian dilihat ke arah mana menempelnya. Ketika harus memasuki makam kuno, Indy yang punya bekal imu biologi juga tahu bahwa semakin besar tubuh kalanjengking justru gigitannya semakin tak berbahaya. Dan tentu saja seorang Arkeolog harus tau ilmu Geografi agar ketika berniat ke Peru untuk meneliti peninggalan peradaban suku Maya, dia tidak tersesat salah terbang ke Afrika.
Delapan, seorang Arkeolog harus selalu fokus pada tujuan. Jangan sampai hanya karena tergiur oleh emas yang berserakan di ruangan depan kuil, ia jadi lupa akan tujuan awalnya untuk masuk ke dalam kuil untuk menemukan rahasia terbesar. Atau mungkin malah saking tamaknya pada harta, ia justru terjebak pada perangkap yang biasanya dipasang oleh manusia purba untuk menjaga harta karunnya.
Sembilan, Sahabat juga harus bisa mengendarai berbagai macam jenis kendaraan, dari mobil, truk, motor, pesawat, bahkan kuda. Kalau tidak bisa, bagaimana bisa mengejar musuh yang sudah merebut kunci harta karunnya? Atau bagaimana bisa lari jauh ketika dikejar-kejar musuh? Masa harus sewa sopir dulu? Keburu filmnya habis deh!
Terakhir, seorang Arkeolog tak pernah lupa memakai topinya. Bahkan di akhir cerita film pun, topi Indy yang semula hilang entah dimana tiba-tiba secara magis “tertiup angin” kembali pada pemiliknya. Nah, kenapa seorang Arkeolog harus memakai topi? Secara, biar nggak kepanasan gitu loh! Namanya juga kerja di lapangan!
10 komentar:
Sorry,bro!!Ini mau jadi ARKELOG APA iNDY DI iNDIANA jONES
Kemaren aku juga nonton film yg ini. Seru eui! Juga beberapa film laen yg bertemakan perburuan harta karun ataupun penguakan beberapa misteri. Tp sebenarnya aku lebih suka cerita detektif.
Gara2 baca artikel tentang Atlantis adekku jadi ngayal jadi arkeolog. Trus kalo kuliahnya ngambil fakultas apa ya?
mas tau standarisasi jadi arkeolog gk? misalna harus S1 atau S2?? atau SMK?
Keren ya...arkeologi thu emang bkin orang PENASARAN TRUS!!
minta banget w jadi arkeolog.. cuma Gaji nya Gede gak yah..??
gwe pngen bgt jdi arkeolog,,tp ada yg bilang arkeolog itu madesu.... apa benar ??
baca disini gan: http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/11/benarkah-lulusan-arkeologi-madesu-372259.html :)
Rincian gaji Arkeolog: http://infobebas.web.id/2012/bagaimana-menjadi-seorang-arkeolog.html
kalo untuk standar arkeolog, standarnya adalah S1 :)
sayangnya itu hanya fiksi belaka.. dan para arkheolog sedang duduk santai dirumah, baca buku dan minum teh..
Posting Komentar
Pertanyaan, Komentar, Kritik dan Saran? Silahkan Berkomentar di kolom bawah ini!
No Spam, No Racist, No Porn.!!